Pengembangan software ERP melibatkan beberapa langkah kunci yang harus diikuti untuk memastikan sistem yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan bisnis dan berjalan dengan efektif. Berikut adalah langkah-langkah yang biasanya diambil dalam pengembangan software ERP:
1. Analisis Kebutuhan. Ini merupakan langkan awal dan kunci bagaimana sofware itu bisa dikembangkan lebih jauh lagi. Analisis kebutuhan ada dua metode yaitu:
Identifikasi Kebutuhan Bisnis: Lakukan wawancara dengan pemangku kepentingan utama dan analisis proses bisnis untuk memahami kebutuhan spesifik perusahaan.
Dokumentasi Kebutuhan: Buat dokumen spesifikasi kebutuhan yang mendetail yang mencakup semua fitur dan fungsi yang diinginkan.
Identifikasi Kebutuhan Bisnis: Lakukan wawancara dengan pemangku kepentingan utama dan analisis proses bisnis untuk memahami kebutuhan spesifik perusahaan.
Dokumentasi Kebutuhan: Buat dokumen spesifikasi kebutuhan yang mendetail yang mencakup semua fitur dan fungsi yang diinginkan.
2. Perencanaan dan Desain. Tahap Ini dibagi menjadi 3 tahap yaitu:
Perencanaan Proyek: Buat rencana proyek yang mencakup jadwal, anggaran, sumber daya, dan risiko potensial.
Desain Arsitektur Sistem: Desain arsitektur sistem yang mencakup struktur data, modul-modul utama, dan alur kerja.
Prototyping: Buat prototipe awal untuk mendapatkan umpan balik awal dari pengguna dan mengidentifikasi area yang perlu disesuaikan.
3. Pengembangan. ini adalah tahap inti dari pembuatan software, dimana dalam tahap ini dilakukan tahapan sebagai berikut:
Pengembangan Modul: Kembangkan setiap modul ERP secara terpisah, seperti keuangan, HR, inventaris, produksi, dan lain-lain.
Integrasi Sistem: Pastikan semua modul dapat berintegrasi dengan baik satu sama lain dan dengan sistem eksternal yang ada.
Pengujian Internal: Lakukan pengujian unit, pengujian integrasi, dan pengujian sistem untuk memastikan setiap bagian berfungsi dengan benar.
4. Pengujian dan Validasi. Ini adalah tahapan pentingsetelah proses pengembangan software, dimana dilalukan dengan 2 tahapan yaitu:
User Acceptance Testing (UAT): Libatkan pengguna akhir untuk menguji sistem dalam lingkungan yang mensimulasikan operasi bisnis nyata.
Identifikasi dan Perbaikan Bug: Kumpulkan umpan balik dari UAT dan perbaiki bug atau masalah yang ditemukan.
5. Implementasi. Tahapan yang paling dinanti setelah proses panjang pengembangan dan validasi software yang telah terbentuk, dimana pada tahapan ini diberikan beberapa cara yaitu:
Migrasi Data: Pindahkan data dari sistem lama ke sistem ERP baru, pastikan integritas data tetap terjaga.
Pelatihan Pengguna: Latih pengguna akhir tentang cara menggunakan sistem ERP baru, termasuk fitur dan alur kerja yang baru.
Go-Live: Luncurkan sistem ERP secara resmi untuk digunakan dalam operasi bisnis sehari-hari.
6. Pemeliharaan dan Dukungan. Setelah tahap Implementasi dirasa telah berhasil dan dapat digunakan oleh user tanpa kendala, maka tetap software harus terus dilaukan pemeliharaan dan dukungan oleh para ahli dibidangnya, tahapan itu mengacu pada:
Pemantauan Sistem: Pantau kinerja sistem secara terus-menerus untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah yang muncul.
Pembaruan dan Peningkatan: Lakukan pembaruan berkala untuk memperbaiki bug, menambahkan fitur baru, dan meningkatkan keamanan.
Dukungan Pengguna: Sediakan dukungan teknis dan bantuan pengguna untuk memastikan mereka dapat menggunakan sistem dengan efektif.
7. Evaluasi dan Pengembangan Berkelanjutan
Evaluasi Kinerja: Evaluasi kinerja sistem ERP setelah implementasi untuk memastikan bahwa sistem memenuhi tujuan bisnis yang ditetapkan.
Pengumpulan Umpan Balik: Terus kumpulkan umpan balik dari pengguna dan lakukan penyesuaian yang diperlukan.
Pengembangan Berkelanjutan: Terus kembangkan dan tingkatkan sistem ERP untuk memenuhi kebutuhan bisnis yang berubah dan teknologi baru yang muncul.